Galeri Pameran Gado Gado menampilkan submisi karya dari delegasi kampus DKV dan partisipan mandiri yang merespon permasalahan UMKM terutama di area Kotagede. Pengkarya merespon terhadap sampel permasalahan yang timbul dikarenakan pandemi di berbagai sektor yang kemudian diolah menjadi media DKV.
​
Karya-karya dari peserta delegasi dan mandiri diharapkan dapat menjembatani permasalahan UMKM di era pandemi ini dengan mengantarkannya melalui karya desain berbasis vernakular Indonesia. Gaya visual ini mengedepankan visualisasi yang muncul pada budaya masyarakat urban yang diharapkan dapat mendekatkan karya dengan masyarakat lokal.
​
Agar lebih menarik, pameran ini menggabungkan gaya vernakular dengan gaya-gaya visual kontemporer yang ada pada budaya populer, juga dengan mengambil ide-ide yang sedang berkembang dewasa ini. Penggunaan dasar ide tetap berbasis pada gaya visual vernakular Indonesia namun ide yang ada dapat dikembangkan tergantung pada basis kebutuhan dan isu serta pesan yang akan diangkat.
​
Akhir kata, karya yang telah hadir diharapkan dapat menjadi sebuah inspirasi dan memulai percakapan tentang bagaimana desainer dapat berkontribusi dan berperan dalam membantu UMKM di masa kini dan masa yang akan datang sebagai bentuk partisipasi desainer dalam masyarakat.
Tim Pengkaryaan
Selamat menikmati Pameran
Gado-gado by Diskomfest
Panen Apa Hari Ini
Panen apa hari ini adalah platform baru kios kolaborasi antara seni dan pertanian. Panen Apa Hari Ini adalah sebuah gerakan inisiatif dari seorang pelaku seni Anang Saptoto, guna memberdayakan kolektif petani lokal. Salah satu yang diupayakan adalah memperkenalkan dunia seni kepada dunia pertanina.
Dalam kesempatan ini, Panen Apa Hari Ini berkolaborasi dengan Diskomfest 8 menciptakan karya yang dipamerkan di salah satu venue pameran Gado-gado, yaitu Kopi Lumbung Mataram.
Karya berada di Kopi Lumbung Mataram, Kotagede.
LOKAL HEROES, LOCAL GENIUS
DUSUN BENDO
STUDIO DESA
Perahu Lesung
​
Perahu Lesung sebagai sarana transportasi untuk menyeberang sungai Progo sebelum dibangun jembatan panjang yang melintang dari Dusun Bendo ke Dusun Sapon Kulonprogo.
Batik Parang Bendo
​
Batik Sidoarum sebuah pabrik batik rumahan yang sempat berjaya pada tahun 1970-an dan menghidupi perekonomian Desa Trimurti. Dulu sebagian besar masyarakat Dusun Bendo setiap harinya di depan rumah beraktifitas membatik. Batik Parang Bendo batik tulis khas Dusun Bendo yang dirancang oleh Dukuh kami Bp. Partono alias Mbah Bendo
Pukul Batu
​
Tradisi turun-temurun yang ada di dusun bendo tepatnya di pinggir sungai progo. Dulu banyak orangtua yang beraktifitas sebagai pemukul batu sungai progo. Batu sungai dipukul kecil-kecil untuk dijadikan material bangunan (kerikil) yang nantinya dijual untuk menghidupi keluarganya.
Kentongan
​
Kentongan alat pemukul yang terbuat dari batang bambu atau batang kayu jati yang dipahat. Kentongan sebagai sarana untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat desa, yakni dengan Ronda. Ronda dilakukan di berbagai pos-pos yang dianggap rawan tindakan kriminal maupun bencana alam.
Nginang
​
Tradisi nginang merupakan kegiatan mengunyah kinang yang terdiri dari pinang, sirih, gambir, tembakau, kapur, dan cengkih. Nginang merupakan sebuah tradisi warisan yang dahulu biasa dilakukan oleh orang yang suka memakan kudapan.
Ketipung Jawa
​
Mahakarya Alm. Pak Busro yang berdiri sejak 1985 ia memulai membuat perkakas karawitan yang digunakan untuk menghidupi tradisi kebudayaan di Dusun Bendo dan sekitarnya. Kemahiran skill ketukangannya tidak perlu diragukan lagi.
Semua dibuat dengan alat yang sederhana (teknologi Tradisional). saat ini dilanjutkan oleh anaknya Pak Ikhwanto. Salah satu aset kebudayaan yang masih tersisa dan dilestarikan saat ini di Dusun Bendo.
Karya berada di Kopi Lumbung Mataram, Kotagede.
Mie Lethek
​
Mie Lethek, adalah salah satu kuliner mie yang berasal dari Dusun Bnedo, Srandakan, Bantul. Mie dengan menggunakan bahan dasar tepung tapioka dan singkong. Proses produksi mie letheg masihdengan menggunakan cara yang tradisional. Sebutan Letheg ini muncul karena mie letheg memiliki warna yang keruh kecoklatan dan kurang menarik. tidak seperti mi pada umumnya, Mie Lethek tidak menggunakan pewarna zat kimia serta zat pengawet. Meski tanpa zat pengawet, mi lethek kering bisa awet disimpan hingga lebih dari tiga bulan.
Waitinglist Coffee Bean Packaging
Oleh: Nicky Raysa de Tania
Waitinglist Coffee adalah sebuah gerai kopi yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara. Desain ini diaplikasikan pada botol es kopi dan kemasan kopi bubuk yang juga dilengkapi dengan kartu yang berisi informasi terkait kopi dan para petani yang menanamnya. Desain merepresentasikan kopi mulai dari masih berbentuk tanaman, biji, sampai ke minuman kopi.
Kipo Iki Opo
Oleh: STSRD VISI Yogyakarta
Kipo Iki Opo merupakan konsep yang merespon UMKM sektor makanan tradisional dengan Kipo khas Kotagede sebagai landasan karya. Kipo ini dipilih sebagai representasi salah satu dari banyaknya jajanan pasar tradisional yang mulai kurang diminati oleh masyarakat, terutama dengan hadirnya pandemi sektor UMKM tersebut sangat terdampak. Untuk itu, karya ini akan membantu mengedukasi mengenai makanan Kipo langsung di tengah masyarakat.
Web Desain Silver Filligree
Oleh: Serafica Renza Alvari
UMKM kerajinan perhiasan perak Kotagede masih banyak yang memasarkan produknya dengan foto seadanya pada media digital. Padahal saat ini masyarakat cenderung berbelanja online dan menghabiskan waktunya di dunia maya.
Design website ini dirancang untuk membantu pemulihan ekonomi UMKM kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta yang terdampak pandemi Covid-19. Desain tersebut terinspirasi dari motif tirai bangau yang populer pada masa kecil generasi milenial (kelahiran 1981-1996), dengan warna utama merah muda untuk menarik kaum perempuan. Desain ini dibuat dengan harapan perempuan Indonesia lebih aware dengan keindahan perhiasan perak khas Kotagede dengan teknik filigree yang unik dan kompleks.
Poster dan Guidebook C’Kage
Oleh: UNDIKA STIKOM Surabaya
C’Kage adalah singkatan dari “Crafter of Kotagede” dan merupakan sebuah nama branding untuk para pengrajin di Kotagede.
Karya dibuat bertujuan untuk mengangkat ekonomi lokal Kotagede yang tengah terdampak karena pandemi, serta mengedukasi masyarakat luas akan potensi lokal yang harus selalu didukung agar roda ekonomi tetap berputar. Karya berbentuk poster A3 ini merupakan ‘pintu gerbang’ untuk mengakses guidebook yang dapat diunduh dengan smartphone.
Djuang Gebluk Toolkits
Oleh: Nyoman Ayu Widyasari Hanaya dan Taufik Hidayatulloh (Kolaborasi)
Djuang Gebluk merupakan singkatan dari “Dagang lan Jualan ing masa pagebluk” yang artinya berdagang dan berjualan di masa pandemi.
Djuang Gebluk sebagai konsep merupakan cerminan dari bagaimana para pedagang meskipun terdapat sebuah pandemi yang meresahkan tetap semangat berjuang bekerja menafkahi keluarga.
Djuang Gebluk Toolkits disini dihadirkan selain sebagai karya namun juga sebagai pelengkap pedagang dalam masa pandemi ini.
Pandemic Alert T-shirt
Oleh: Muhammad Fauzan (Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)
T-shirt ini menggambarkan bagaimana kewaspadaan di kala pandemi Covid-19 ini patut diperhitungkan demi keberlangsungan kesehatan kita dan sekitar kita.
Karya ini mengingatkan bahwa pandemi belum sepenuhnya berakhir dan akan terus melekat kebiasaan baru hingga bertahun-tahun kedepan.
Poster Sehat dan Produktif
Oleh : Viekri Maulana Ramadhan
(Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)
Poster ini menggambarkan bagaimana dikala pandemi ini kesehatan menjadi hal paling penting. Meskipun diharuskan beradaptasi dengan keadaan pandemi, rajin berolahraga dan makan makananan sehat menjadi prioritas guna menunjang kesehatan saat beraktivitas.
Poster Kampanye Adaptasi dan Maju
Oleh : Irpan Alfian (Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)
Poster kampanye ini menggambarkan salah satu aksi positif yang dapat dilakukan pedagang dan pembeli di pasar tradisional yang diharapkan mampu mengedukasi masyarakat akan pentingnya beradaptasi dan maju dalam menghadapi pandemi ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Poster Bersih Bersinar
Oleh: Sri Andayani
(Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)
Poster ini menggambarkan bagaimana kebersihan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, saat pandemi maupun tidak.
Maka dari itu, karena kini harus lebih ekstra dalam menjaga kebersihan agar terhindar dari virus Covid-19 di era pandemi ini.
Kita dianjurkan untuk dapat beradaptasi dan terus melanjutkan hidup, salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan.
Branding Ansor Silver
Oleh: Institut Kesenian Jakarta
Ansor Silver merupakan salah satu produsen kerajinan perak terbesar di Jogja yang terdampak pandemi. Untuk membantu menjangkau pasar yang lebih luas maka diperlukannya sebuah branding untuk toko online Ansor Silver. Karya dan konsep yang dihadirkan ini merupakan sebuah preview branding online dengan pendekatan vernakular yang dapat digunakan untuk merchant online.
Kotagede Market Signage
Oleh: ISI Surakarta
Kotagede Market Signage adalah sebuah sign system yang didesain untuk pasar Legi Kotagede guna membantu mengarahkan dan mengidentifikasi tempat-tempat yang ada untuk pengunjung. Selain itu, terdapat permasalahan yang tidak terlepas dari dampak yang ditimbulkan oleh pandemi yaitu masalah protokol kesehatan yang patut diingatkan. Sign system ini hadir untuk menjawab permasalahan itu sebagai bentuk kontribusi pada sektor UMKM yang ada di pasar.
